Cara Mudah Mencegah dan Hilangkan Cemas

Oleh : Ustadz Sujarwo

Oase290 Dilihat

Teras Malioboro News – Seorang wanita tua tampak terpekur dengan wajah gelisah di teras kantor kami yang mungil. Saya hampiri dan bertanya, “Eyank, ada apa kok terlihat cemas?” Sedikit terkejut, beliau mengangkat wajah memandang saya dan menjawab, “Saya sedang menunggu cucu yang sedang ujian, Pak Ustadz. Saya Kuatir kalau dia gugup dalam mengikuti ujian dan menjawab soal. Nanti, nilainya buruk. Tadi, berangkat ke sekolah agak tergesa-gesa.”

“Malamnya dia sempat belajar, eyank?” Tanya saya lebih lanjut. “Justru karena belajar sampai agak larut, Pak Ustadz. Sehingga, dia bangun sedikit lambat”, jawab beliau dengan mata masih menyimpan resah. “Cucu eyank anak yang rajin. Bahkan, ia ikut les tambahan”, tambahnya menerangkan.

“Kalau begitu, serahkan saja kepada Allah soal hasilnya, eyank. Sebab, bila eyank pikirkan dan cemaskan, tetap saja tidak merubah hasil. Malah membuat eyank tidak enak dan sesak. Yakin eyank, Allah menetapkan dan memutuskan yang terbaik untuk cucu eyank, yang rajin dan sudah berusaha sebaik mungkin. Kata Allah, Dia akan menolong orang yang bertawakal. Allah menyukai orang yang bertawakal.” Hibur saya dengan tulus, menenangkan.

“Pak Ustadz, mengapa eyank sering cemas dan gelisah. Cucu ujian, cemas. Anak eyank melanjutkan kuliah S3 di luar negeri, resah. Eyank kakung sakit, gelisah. Harusnya, kata orang-orang, semakin tua, bertambah kurang rasa cemas, resah, dan gelisah? Tapi eyank kok berbeda, ya?” Tanya eyank tiba-tiba, sedikit melebar dari topik soal cucunya. Saya lihat ada pendar penasaran dan penuh tanya di wajah tua yang masih menyisakan kecantikan di masa muda.

Baca Juga : Tawakal Teman Sejalan Ikhtiar

“Maaf eyank, menurut eyank, siapakah yang menentukan hasil dari usaha dan ikhtiar yang kita lakukan. Termasuk hasil ujian yang sedang ditempuh cucu eyank?” Tanya saya mengawali penjelasan dengan hati-hati. “Allah Pak Ustadz!” Jawabnya cepat. Tanpa pikir.

“Baik eyank, kita sepakat, iman kita meyakini bahwa yang menentukan hasil dari ikhtiar dan upaya yang kita lakukan adalah Allah. Allahlah satu-satunya Dzat yang memiliki otoritas menentukan dan menetapkan hasil. Artinya, soal hasil itu wilayahnya Allah. Bukan wilayahnya kita. Karena pada dasarnya kita tidak tahu dan tidak mampu menentukan hasil.”

“Dan jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”
(QS. 28 : 88)

“Dan apa pun yang kamu perselisihkan padanya tentang sesuatu, keputusannya (terserah) kepada Allah. (Yang memiliki sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya aku kembali.” (QS. 42 : 10)

Saya berhenti sejenak. Terlihat eyank menyimak dengan seksama. Saya pun melanjutkan penjelasan. “Eyank, rasa cemas dan gelisah itu, disebabkan karena kita memikirkan hasil. Artinya, karena kita ikut campur wilayah yang menjadi urusan dan kewenangan Allah. Padahal, seperti ayat yang telah saya petik di atas, kita tidak tahu dan tidak mampu.”

Baca Juga : Arti dan Makna Tawakal

“Posisi kita ini hanya hamba. Tugasnya menjalankan perintah Allah dan mewujudkan keinginan Allah. Allah perintahkan kita hanya berusaha, bukan memikirkan hasil. Allah menginginkan kita untuk beriktiar, bukan cawe-cawe menetapkan hasil.”

“Jadi eyank, bila kita ingin tidak cemas, resah, dan gelisah, jangan memikirkan hasil. Tugas kita berupaya dan beriktiar sebaik mungkin. Hasil, serahkan sepenuhnya kepada Allah. Ini eyank, yang disebut dengan tawakal.”

“Bagaimana eyank? Tanya saya. Memancing tanggapan eyank terhadap uraian yang telah saya hamparkan. “Pak Ustadz, menurut penjelasan tadi, cemas, resah, dan gelisah itu disebabkan karena kita sibuk memikirkan hasil. Padahal itu kewenangan Allah. Padahal kita hanya diperintahkan untuk berikhtiar dan berusaha,” jawab eyank menanggapi sekaligus menyimpulkan.

“Benar eyank. Oleh karena itu, cara yang paling mudah agar kita tidak cemas, resah, dan gelisah, jangan memikirkan hasil. Fokus saja pada ikhtiar. Setelah itu, hasilnya serahkan kepada keputusan dan ketetapan Allah,” ungkap saya menegaskan.***