Warna Berubah dan Bau Berbeda? Kenali Tanda Obat Rusak dan Cara Aman Membuangnya Bersama Apoteker DIY

Headline1, Jogja Raya577 Dilihat

TerasMalioboroNews–Banyak orang menyimpan kotak P3K atau laci khusus obat di rumah, namun kapan terakhir kali Anda memeriksa isinya? Bisa jadi, di antara tumpukan obat tersebut tersimpan bom waktu berupa obat yang sudah rusak atau kedaluwarsa.

Bertepatan dengan peringatan World Pharmacist Day (Hari Apoteker Sedunia) 2025, ratusan apoteker di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun langsung ke Lapangan Pemda Sleman, Minggu (28/9/2025), untuk mengajak masyarakat menjadi “detektif” di rumah sendiri. Misi utamanya adalah mengedukasi warga cara mengenali dan mengelola obat yang sudah tidak layak pakai.

Tanda Obat Tak Layak Konsumsi

Menurut para apoteker yang tergabung dalam Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) DIY, masyarakat awam dapat dengan mudah mengenali obat yang sudah rusak melalui tiga tanda utama:

  1. Perubahan Fisik (Warna, Bentuk, Tekstur) Perhatikan dengan saksama. Apakah warna tablet atau sirup memudar, menguning, atau bahkan muncul bintik-bintik? Apakah tablet yang seharusnya padat menjadi mudah hancur? Atau kapsul menjadi lengket dan lembek? Ini adalah tanda pertama bahwa obat mungkin sudah tidak stabil.
  2. Bau yang Berbeda atau Menyengat Setiap obat memiliki aroma khas. Jika Anda mencium bau aneh, asam, atau lebih menyengat dari biasanya, jangan pernah mengonsumsinya. Ini menandakan kemungkinan telah terjadi reaksi kimia yang mengubah komposisi obat tersebut.
  3. Melewati Tanggal Kedaluwarsa Ini adalah indikator paling pasti. Misalnya kedaluwarsa September 2025, maka batas aman terakhir penggunaannya adalah 30 September. Lewat dari tanggal itu, efektivitasnya akan turun drastis.

Risiko di Balik Obat Rusak

Mengonsumsi obat yang sudah rusak bukan hanya berarti obat tersebut tidak manjur lagi. Lebih berbahaya dari itu, beberapa jenis obat dapat terurai menjadi zat beracun yang berisiko menyebabkan keracunan.

Ketua PD IAI DIY, apt. Hendy Ristiono, MPH. (istimewa)

Selain itu, membuangnya sembarangan ke tempat sampah atau saluran air akan menjadi limbah berbahaya yang mencemari tanah dan sumber air, yang pada akhirnya dapat kembali membahayakan kesehatan manusia.

Apoteker Tawarkan Solusi: Aksi Nyata ABSO

Setelah mengenali obat yang rusak, langkah selanjutnya adalah membuangnya dengan cara yang benar. Untuk itulah para apoteker DIY menggelar kampanye “Ayo Buang Sampah Obat” (ABSO).

“Kami menyediakan drop box khusus di lokasi acara dan di apotek-apotek mitra. Warga bisa membawa obat kedaluwarsa dari rumah dan memasukkannya ke sini. Nantinya, obat yang terkumpul akan kami serahkan kepada pihak berwenang untuk dimusnahkan secara aman,” ujar Ketua PD IAI DIY, apt. Hendy Ristiono, MPH.

Kegiatan yang didukung penuh oleh Balai Besar POM dan Dinas Kesehatan DIY ini menjadi bukti nyata peran apoteker sebagai garda terdepan kesehatan. Mereka tidak hanya melayani di balik meja apotek, tetapi juga aktif mengedukasi masyarakat untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan dari bahaya yang tak terlihat di kotak obat. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *