Teras Malioboro News – Semangat pemerintah untuk membangun beberapa ruas jalan tol di beberapa wilayah bisa menjadi bom waktu permasalahan lalu lintas, jika tidak diimbangi dengan penambangan Dermaga Penyebarangan. Dikhawatirkan, penumpukan antrian di sejumlah dermaga akan semakin meningkat karena adanya penambahan jumlah kendaraan yang tertahan .
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai , Danau dan Penyeberangan ( Gapasdap) Khoiri Utomo menyampaikan, peran transportasi laut dan sungai di Indonesia sangat penting karena berfungsi untuk menyambungkan wilayah kepulauan yang jumlahnya sekitar 17 ribu buah, sehingga pembangunan dermaga penyeberangan yang memadai merupakan hal yang sangat penting.
“ Saat ini fasilitas penyeberangan kita tidak memadai .Dari sisi jumlah sangat kurang, sehingga setiap Hari Raya Idul Fitri, Natal Tahun Baru dan Libur Panjang selalu terjadi antrian panjang. Mau kita hitung pakai kalkulator apapun, kalau tidak ada kecukupan dermaga hal ini tidak ada gunanya. “ ujar Khoiri disela-sela kegiatan Rakernas Gapasdap ke 3 yang berlangsung di Hotel Marrior Yogyakarta, Selasa (11/9/2024).
Baca Juga : Libur Lebaran, 200 Ribu Kendaraan Melintas di Kota Yogyakarta
Ditambahkan Khoiri, pembangunan dermaga tambahan itu mendesak dilakukan agar saat dibutuhkan nantinya sudah dapat melayani kebutuhan masyarakat. Berdasarkan hitungannya, pembangunan satu dermaga itu membutuhkan anggaran sekitar 200 M. Jumlah ini dinilainya jauh lebih kecil dibandingkan dengan persediaan anggaran pemberintah untuk membiayai anggaran makan siang gratis. Sedangkan persoalan lahan atau alasan lain, secara teknis bisa diselesaikan dengan teknologi modern yang sudah ada.
Khoiri meyakini, jika nanti pemerintahan yang dipimpin Prabowo- Gibran nantinya memberi perhatian khusus terhadap persoalan ini. Maka pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang ditargetkan akan lebih mudah tercapai.
Terkait dengan Transportasi IKN, Khoiri mengaku bahwa pihaknya diminta kesiapannya untuk berpartisipasi mendukung kelancaran transportasi di IKN, khususnya yang berhubungan dengan penyeberangan di laut dan sungai. Namun, dipersyaratkan untuk menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan.
“ Kalau kita bicara soal Transportasi Air yang ramah lingkungan, maka jika kita mengacu jenis transportasi di negara Eropa , sudah ada perahu yang menggunakan tenaga listrik ( elektric power), sehingga kapal penyeberangan tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil. Untuk itu, perlu ada infrastruktur yang dipersiapkan pemerintah terlebih dulu, sebelum kapal penyeberangan yang ramah lingkungan tersebut dioperasikan. Namun, jika kita melihat kondisi sekarang ini rasanya hal itu masih terlalu jauh. Adapun teknologi yang paling mungkin dipraktekkan dalam waktu dekat adalah konversi BBM dari solar ke gas. “ tegas Khoiri.
Ditemui terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan RI Irjen Pol. Risyapudin Nursin menyampaikan sampai saat ini Gapasdab telah banyak memberikan kemudahan terhadap masyarakat dalam rangka meningkatkan mobilitas yang berdampak pada peningkatan perekonomian. Untuk itu, Kedepannya perlu ada pembicaraan khusus agar transportasi sungai dan laut itu dapat berjalan lebih baik lagi.
“ Keinginan kita semua, pelayanan ini nantinya berbasis teknolog, sehingga moda-moda transportasi darat maupun penyeberangan dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. “ ujar Risyapudin.
Baca Juga : 60 Persen Pekerja Proyek IKN Berasal Dari Pekerja Migran
Sedangkan berkait dengan kesiapan Kementerian Perhubungan dalam mendukung pembangunan IKN, Risyapudin mengungkapkan, saat ini sedang dikaji mengenai teknologi transportasi penyeberangan yang bisa lebih cepat dibandingkan transportasi yang telah ada.
Untuk itu, guna menyusun penyiapan program pembangunan yang berhubungan dengan transportasi penyeberangan tersebut Kemenhub menunggu masukan dari Gapasdab mengenai teknologi yang paling memungkinkan untuk diterapkan guna mendukung pembangunan IKN. (*/Sulist Ds )
Komentar