Teras Malioboro News — Dalam debat cawapres yang berlangsung beberapa hari lalu., Gibran Rakabuming Raka menyebut bahwa selama Libur Lebaran 2023 Jumlah Wisatawan Kota Solo lebih banyak dibandingkan Kota Yogyakarta. Pernyataan yang disampaikan dengan sangat lugas ini menjadi pembahasan ramai di dunia maya.
Bahkan, guna membantah pernyataan Gibran, banyak netizen yang kemudian menyebar data-data palsu dan menuduh Gibran berbohong. Salah satu data palsu yang beredar adalah perbandingan data kunjungan wisatawan Kota Solo yang dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan DIY, sehingag terkesan data yang disampaikan Gibran salah.
Padahal, jika menengok data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Solo pada tahun 2022 lalu, Kota Solo berhasil mencapai kunjungan 11,1 juta orang, sedangkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta pada tahun yang sama hanya mencapai 10,7 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata Kota Solo memang lebih maju dibandingkan Kota Yogyakarta.
Ini Fakta !
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu : Potensi Wisata Yang Beragam, Strategi Promosi Yang Efektif dan Infrastruktur Yang Memadai. Meski dari jumlah kunjungan Kota Solo termasuk unggul, namun Gibran nampaknya belum puas. Pada tahun 2023 yang tinggal tersisa beberapa hari lagi , Pemkot Solo menargetkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Solo mencapai angka 15 juta wisatawan. Target ini dinilai realistis mengingat potensi wisata yang dimiliki oleh Kota Solo.
Guna meraih target tersebut maka Pemkot Solo melakukan sejumlah langkahg strategis guna memacu jumlah kunjungan wisatawan. Beberapa strategi yang akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Solo antara lain adalah terus meningkatkan kualitas destinasi wisata yang ada, baik dari segi infrastruktur maupun atraksi wisata. serta mengembangkan destinasi wisata baru. Pemerintah Kota Solo terus mengembangkan destinasi wisata baru yang memiliki potensi untuk menarik wisatawan, antara lain wisata alam dan wisata edukasi.
Disamping itu, Pemerintah Kota Solo akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, untuk mengembangkan pariwisata Kota Solo.
Baca Juga : Isra Mi’raj dan Teori Pariwisata Modern
Promosi Wisata Efektif
Mengingat kegiatan pariwisata tak lepas dari pembentukan citra, maka promosi wisata merupakan hal yang penting dilakukan. Dalam hal ini Pemerintah Kota Solo melakukan berbagai strategi promosi pariwisata yang efektif, antara lain dengan memanfaatkan media sosial dan mengadakan berbagai event wisata.
Selain memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan sejumlah agenda wisata dan event wisata, Pemerintah Kota Solo juga menggandeng media massa online dan key opinian leader ( KOL ) .
Selain itu, Pemerintah Kota Solo juga mengadakan berbagai event wisata untuk menarik wisatawan, seperti Solo Great Sale, Solo Batik Carnival, dan Solo International Performing Arts Festival. Event-event tersebut telah berhasil menarik wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara.
Infrastruktur Pariwisata
Salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan adalah aksebilitas. Untuk itu, dalam upaya memberikan kemudahan wisatawan , Kota Solo membangun infrastruktur yang memadai untuk mendukung pariwisata seperti akses transportasi yang mudah, akomodasi yang beragam, dan fasilitas wisata yang lengkap.
Baca Juga : Pemkot Yogya Resmikan Pusat Informasi Kotabaru
Dalam hal transportasi, Kota Solo memiliki akses transportasi yang mudah, baik melalui jalur darat, udara, maupun laut. Kota ini sangat mudah diakses dari Bandara Internasional Adi Sumarmo yang melayani penerbangan domestik dan internasional. Selain itu, Kota Solo juga memiliki Stasiun Solo Balapan yang melayani kereta api dari berbagai kota di Indonesia.
Dari sisi akomodasi, Kota Solo juga memiliki akomodasi yang beragam, mulai dari hotel berbintang, hotel non-bintang, hingga homestay. Akomodasi tersebut tersebar di berbagai lokasi di Kota Solo, sehingga wisatawan dapat memilih akomodasi yang sesuai dengan budget dan kebutuhan mereka.
Mengingat jarak Kota Solo dan Yogyakarta yang tidak begitu jauh, maka Kota Yogyakarta meski berbenah, Jika tidak , maka lambat laun kunjungan wisatawan sepenuhnya akan beralih ke Solo . Salah satu persoalan krusial yang sampai saat ini dikeluhkan wisatawan adalah persoalan kenyamanan . Dari sisi transportasi, wisatawan sering mengeluhkan soal kemacetan dan mahalnya biaya parkir. Selain itu, lokasi Bandara yang dinilai terlalu jauh juga menjadi pertimbangan lain wisatawan tidak menjadikan Kota Yogyakarta sebagai tujuan utama pariwisata.
Baca Juga : Wujudkan Pariwisata Berkualitas, GIPI DIY Dorong Penguatan Peran Media Massa
Dari sisi promosi wisata, Pemkot Yogyakarta juga perlu menjalin kerjasama dengan media massa yang selama ini belum digarap secara serius. Bahkan konsep Pentahelix yang berkali-kali digaungkan akhirnya hanya sebatas wacana dan tidak kunjung ditindak lanjuti dengan langkah teknis strategis.
Jika perlu, Pemkot Yogyakarta menjalin nota kesepahaman secara resmi dengan sejumlah Pimpinan Media Massa agar mereka memberikan ruang khusus guna mempromosikan potensi dan atraksi wisata yang ada di Kota Yogyakarta agar Yogyakarta semakin dikenal oleh wisatawan manca maupun wisatawan lokal dari daerah lain. (*/Sulist Ds )
Komentar