Teras Malioboro News, Purwokerto — Gejala “phubbing” melanda para pelajar di Purwokerto. Berdasarkan data penelitian, para pelajar SMA/SMK rata-rata menggunakan internet 6-10 jam per hari, sehingga sampai lupa waktu. Data ini diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan Tim Riset Dasar Unsoed (RDU). Ada 140 responden yang mengisi angket dalam peneltian ini, termasuk 30 pelajar dari berbagai SMA/SMK baik negeri maupun swasta di Purwokerto.
Para pelajar itu, berasal dari SMA Negeri 1 Purwokerto, SMA Negeri 2 Purwokerto, SMA Negeri 5 Purwokerto, SMK Negeri 1 Purwokerto, SMK Negeri 2 Purwokerto, SMA Diponegoro , dan SMA Bruderan Purwokerto. Ikut mendampingi para pelajar itu, perwakilan mahasiswa Ilmu Komunikasi Unsoed angkatan 2021-2022.
Ketua Tim RDU Dr Shinta Prastyanti, MA menilai gejala ini sangat mengkhawatirkan mengingat tanpa kontrol yang tepat fenomena ini bisa menimbulkan kecanduan. Namun, kabar baiknya dalam pembelajaran di sekolah, para pelajar lebih senang tatap muka dengan guru dari pada pembelajaran online atau campuran antara tatap muka dan online.
Baca Juga : Tari Grapyak Meriahkan Gelar Karya P5 di SMPN 4 Purbalingga
“ Phubbing itu ketergantungan terhadap media digital terutama game online yang mengangganggu konsentrasi dalam belajar, kurang interaksi secara langsung, tidak mau berbaur dan beraktivitas seperti olah raga dan berorganisasi di dunia nyata. Itu karena, mereka cenderung asyik menyendiri di dunia virtual dengan dengan handphone-nya. “ ujar Shinta di Purwokerto, Selasa (23/5/2023).
Dijelaskan Shinta, penelitian yang dilakukannya dikemas dalam workshop literasi media digital dengan mengusung tema strategi pendidikan dan pelayanan siswa berbasis inovasi digital di masa pandemi Covid-19 dan new normal. Kegiatan workshop berlangsung di Smart Classroom FISIP Unsoed , Sabtu (6/5/2023) lalu, menghadirkan instruktur dua orang dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unsoed, Dr Adhi Iman Sulaiman, S.IP, M.Si dan Tri Nugroho Adi, S.Sos, M.Si.
Kegiatan wokshop literasi media digital ini akan dilanjutkan dengan mengundang siswa lainya, supaya bisa membentuk agen literasi digital yang sehat, kreatif, dan produktif di kalangan generasi Z.
Baca Juga : Semangat Pembauran Dalam Perayaan Pesta Nama di SDK Condong Catur
Sementara itu salah satu instruktur dalam workshop ini, Dr. Adhi Iman Sulaiman, S.IP., M.Si meningatkan, penggunaan media digital di kalangan remaja jika tidak di kelola, dikontrol dan disalurkan dengan baik akan mengakibatkan “Phubbing”.Untuk itu para siswa diminta mewasdai hal ini.
“Bahayanya lebih jauh akan mengakibatkan “Conduct Disorder” yaitu tidak lagi mampu mengontrol dirinya untuk mewujudkan keinginannya, sehingga dapat melanggar etika, norma dan bahkan hukum seperti mulai berbohong, mencuri, melakukan kekerasan dan bahkan bisa berbuat kejahatan,” ujar Adhi Iman yang juga dosen Magister Ilmu Komunikasi Unsoed ini.
Oleh karena itu, lanjut Adhi Iman, membatasi situs tertentu dan waktu penggunaan media digital yang sehat perlu terus menerus disosialisasikan. Yakni melakukan literasi digital sehat, kreatif dan produktif di kalangan remaja dan orang tua termasuk di sekolah.
Baca Juga : Gebyar Musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah, Panitia Gelar Jalan Sehat Hingga Expo Pendidikan
Senada dengan Adhi Iman, Tri Nugroho Adi, S.Sos., M.Si yang juga dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Unsoed serta staf Pusat Pengembangan Pembelajaran di Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) LP3M Unsoed mengemukakan, siswa-siswa SMA/SMK yang masuk kategori generasi Z, sangat cepat dalam mengadopsi teknologi digital dan menyukai tantangan. Pasalnya, mereka memiliki minat yang tinggi dan kemampuan yang cepat menerima perubahan.
“Untuk itu, mereka perlu diarahkan, dikelola dan dikembangkan secara positif, kreatif dan produktif,” tegasnya. (*)
Komentar