Jaringan Fiber Baru Digunakan 40%, Telkom Siapkan “Infranexia” Sebagai Mesin Pertumbuhan Baru

TerasMalioboroNews–Di tengah tantangan ekonomi global, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) memaparkan kinerja keuangan yang solid sekaligus mengungkap “mesin pertumbuhan” baru yang akan menjadi andalan di masa depan. Dalam acara Public Expose 2025 yang digelar secara daring pada Jumat (12/9/2025), Telkom mengungkapkan bahwa tingkat utilisasi jaringan fiber optic miliknya baru mencapai 40%, menyisakan potensi ekspansi yang sangat besar.

Potensi raksasa inilah yang akan dioptimalkan melalui Infranexia, identitas komersial baru untuk bisnis infrastruktur fiber Telkom, yang diposisikan sebagai pilar utama pertumbuhan jangka panjang perseroan.

Empat Pilar Fondasi Masa Depan

Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, menjelaskan bahwa untuk tetap bertumbuh secara berkelanjutan, Telkom telah memantapkan langkah transformasi melalui empat pilar strategis:

  1. Membuka Nilai Aset (Unlocking Value): Mengoptimalkan portofolio infrastruktur digital yang masif.
  2. Transisi Menuju Strategic Holding: Menciptakan nilai jangka panjang di era ekonomi digital.
  3. Keunggulan Operasional: Meningkatkan kualitas layanan dan tata kelola.
  4. Efisiensi Modal: Menerapkan disiplin modal yang lebih kuat.

“Ke depannya, Infranexia bukan hanya sebagai aset infrastruktur, tetapi sebagai platform pertumbuhan yang memainkan peran vital dalam rangka fiberisasi Indonesia,” tambah Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji.

Kinerja Keuangan Tetap Sehat

Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir, memaparkan kinerja perseroan hingga semester I 2025. Meskipun pendapatan tercatat sebesar Rp73,0 triliun atau menurun tipis 3,0% akibat pelemahan makroekonomi, profitabilitas perusahaan tetap terjaga dengan kuat.

Hal ini tercermin dari EBITDA yang mencapai Rp36,1 triliun dengan margin 49,5%, serta laba bersih sebesar Rp11,0 triliun dengan margin 15,0%. Kinerja ini menunjukkan keberhasilan Telkom dalam menerapkan efisiensi operasional dan disiplin modal.

Dominasi Pasar Fixed Mobile Convergence (FMC)

Di sisi layanan, Telkomsel sebagai ujung tombak terus memperkuat strategi Fixed Mobile Convergence (FMC) yang mengintegrasikan layanan seluler dan fixed broadband (IndiHome). Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkomsel, Daru Mulyawan, menargetkan penambahan 800 ribu hingga 1 juta pelanggan baru fixed broadband tahun ini.

“Hingga Juni 2025, kami telah memperoleh penambahan pelanggan sekitar 449 ribu dan mencapai total sekitar 10 juta pelanggan. Prospek bisnis ini ke depannya diharapkan akan lebih baik,” ungkap Daru.

Dengan fondasi strategi yang kokoh, profitabilitas yang terjaga, dan potensi besar dari aset infrastruktur yang belum tergarap maksimal, Telkom mengirimkan sinyal optimisme yang kuat kepada para pemangku kepentingan bahwa transformasi yang dijalankan telah berada di jalur yang tepat untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan di masa depan. (***)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *