Kampung Emas Margo Agung, Bakti Rektor UNY Terhadap Tanah Kelahiran

Headline1, Wisata360 Dilihat

Teras Malioboro News —  Banyak cara yang dilakukan seseorang guna berbakti terhadap tanah kelahiran. Seperti yang dilakukan oleh Rektor UNY Prof.DR. Sumaryanto MKes AIFO  yang kemudian memberdayakan kampung kelahirannya menjadi sebuah desa wisata yang diberi nama “ Kampung Emas Margo Agung “.

Selain  berfungsi sebagai salah satu destinasi wisata, kampung yang berlokasi di Gg Krapak IX , Margo Agung , Seyegan, Sleman ini  difungsuikan sebagai sebagai  sebuah laboratorium pendidikan masyarakat.

Pembangunan “ Kampung Emas Margo Agung “  menelan biaya  lebih dari Rp.3 miliar . Anggaran berasal dari dana masyarakat serta sumbangan sponsor. Proses  pembangunan dilaksanakan dalam 3 tahap dan di tempat ini sudah dilengkapi berbagai  fasilitas wisata, olahraga dan out bound.

Adapun potensi wisata yang ada di Kampung ini antara lain  wisata alam, sport tourism, sentra kuliner tradisional dan kerajinan tahu, peternakan domba, perikanan dan wisata petik buah.

Kampung Emas Margo Agung  diresmikan pada  Sabtu (23/2/2023) oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X didampingi Bupati Sleman Dra. Kustini Sri Purnomo dan Rektor UNY Prof. Sumaryanto . Peresmian ditandai dengan penanda tanganan prasasti dan kunjungan kebeberapa fasilitas wisata di Kampung emas.

Wagub DIY KGPAA Paku Alam X didampingi Rektor UNY dan Bupati Sleman Kustini SH melakukan penanda tanganan prasasti Kampung Emas Margo Agung

Baca Juga : Festival  Vanderwijck 2023,   Perayaan Atas  Hasil Panen  Yang Melimpah

 

Rektor UNY Prof. Sumaryanto memaparkan pembangunan Kampung Emas  menelan dana lebih dari 3 miliar rupiah . Pembangunan ini merupakan salah satu implementasi  dari filosofi 4K yaitu Kraton, Kampus, Kampung dan Kantor.

“Kampung Emas ini merupakan salah satu model yang menggabungkan pemberdayaan masyarakat dan aplikasi keilmuan yang didapat di kampus” kata  Sumaryanto dalam sambutannya.

Ditambahkan Sumaryanto, Kampung Emas ini terdapat  9  program yang dinamai ‘Songo Berkah’ yaitu tahu berkah, olahraga berkah, seni berkah, unggas berkah, sayur buah tani berkah, kuliner berkah, mina berkah, mendo berkah dan puncaknya adalah pendidikan berkah. Rencana kedepan setelah kampung emas di Seyegan juga akan dibuka di Pengasih Kabupaten Kulonprogo, Pajangan Kabupaten Bantul dan Semanu Kabupaten Gunungkidul.

Bupati Sleman Kustini S Purnomo mencoba fasilitas panahan di Kampung Emas Margo Agung

Baca Juga : Bantu Nelayan, Mahasiswa UNY Sulap Air Laut Jadi  Air Bersih

Sementara itu, Bupati Sleman Dra. Kustini Sri Purnomo menyambut gembira pendirian kampung emas di Seyegan yang didarmabaktikan bagi warga tanah kelahiran.

“Disini juga merupakan laboratorium dan pusat studi ilmiah UNY yang menggabungkan antara pengabdian masyarakat dan publikasi keilmuan” kata Bupati.

Program kampung emas ini juga bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan, seni, budaya, olahraga dan perekonomian. Pemerintah Kabupaten Sleman terus berupaya meningkatkan kolaborasi dan sinergi dengan UNY serta berbagai lembaga masyarakat.

KUstini mengharap peran aktif para akademisi dalam mengembangkan potensi kabupaten Sleman melalui skema pentahelix dan keberadaan kampung emas ini dapat menjadi daya ungkit pengembangan pariwisata di Sleman Barat.

Disamping itu, Kustini  menyarankan agar dibangun  sport center  di lokasi Kampung Emas. Bahkan jika UNY bersedia berkolaborasi  pihaknya mengaku bersedia membantunya.

“ Kita punya target di tiap kelurahan di Sleman  mempunyai Sport Centre. Hal ini dirasa perlu agar masyarakat sehat dan  harapan hidup  di Sleman menjadi  tinggi” ujar Kustini

Baca Juga : UNY Tanam 2000 Pohon Cemara Laut Di Sepanjang Pantai Bidara

Pada sisi yang lain, Gubernur DIY dalam sambutannya yang dibacakan  oleh Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menegaskan bahwa konsep kampung emas relevan untuk mengakselerasi pembangunan desa dimana didalamnya terdapat entitas kampung untuk mengejar kemajuan perkotaan karena sumber potensinya sebenarnya ada di pedesaan.

“Dari sisi kolaborasi kampung emas UNY dapat dimaknai sebagai role model pembangunan triple helix 4K khas Jogja”  tulis Sultan HB X.

Selanjutnya Sultan menyampaikan, pengembangan kampung emas juga selaras dengan reformasi kelurahan yang saat ini sedang dilaksanakan oleh Pemda DIY dan kabupaten kota se-DIY. Dengan kekentalan budaya yang masih lekat di DIY maka faktor budaya harus dijadikan serat kohesi sosial masyarakat agar pembangunan yang dilaksanakan di desa dapat digerakkan secara maksimal melalui pemberdayaan masyarakat. Ini adalah manifestasi nyata tridharma perguruan tinggi. (*/Sulist Ds )

 

Komentar