MI Baburroyyan Kiyudan dan SD Muhammadiyah Karangploso Sabet Gelar Juara MLSC Yogyakarta Seri 1 2025–2026

TERAS MALIOBORO NEWS – Stadion Tridadi, Minggu (19/10), menjadi saksi lahirnya dua juara baru dalam ajang MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Yogyakarta Seri 1 2025–2026. Dua tim dari sekolah dasar tampil luar biasa dan memukau ratusan penonton. MI Baburroyyan Kiyudan berjaya di kelompok usia (KU) 10 setelah menundukkan SDN 3 Imogiri dengan skor menegangkan 5–4, sementara SD Muhammadiyah Karangploso tampil superior di KU 12 dengan kemenangan telak 6–1 atas juara bertahan SDN 2 Wonoharjo.

Sejak peluit awal dibunyikan, partai final KU 10 langsung memanas. Laga berjalan seperti roller coaster emosi—penuh kejutan, gol cepat, dan aksi saling balas serangan. SDN 3 Imogiri memimpin cepat lewat gol Razqa Hurun Nuha di menit pertama, namun hanya dua menit kemudian Aqilla Azahra Putri Yuana dari MI Baburroyyan membalas dengan sepakan jarak jauh yang menakjubkan. Gol itu seolah menjadi pembuka kisah heroik Aqilla.

Pemain mungil yang berani itu tampil seperti magnet di lapangan. Tiga kali tendangan kerasnya dari luar kotak penalti membuat penonton terpana. Gol-gol Aqilla bukan hanya indah, tetapi juga menentukan. Ia mencetak total lima gol di final dan memastikan timnya menutup laga dengan skor dramatis 5–4. Upaya terakhir SDN 3 Imogiri yang mencetak gol di menit-menit akhir lewat Razqa tak cukup untuk mengubah nasib.

Air mata bahagia menetes dari wajah Aqilla ketika peluit panjang berbunyi. “Akhirnya kami bisa juara setelah dua seri sebelumnya gagal. Saya persembahkan ini untuk semua teman dan guru yang selalu percaya,” ucap Aqilla haru. Torehan 39 gol selama turnamen menobatkannya sebagai top scorer KU 10, sekaligus simbol tekad anak muda yang tak pernah menyerah pada mimpi.

Baca Juga : Gelombang Baru Sepak Bola Putri: MilkLife Soccer Challenge Catat Lonjakan Peserta

Kisah kemenangan tak kalah memukau juga lahir di partai final KU 12. SD Muhammadiyah Karangploso tampil garang dan tak memberi ruang sedikit pun bagi SDN 2 Wonoharjo. Sejak awal, Nadia Shakila Azzahra menjadi bintang utama dengan dua gol cepat di menit ke-1 dan ke-4. Ia bermain seperti maestro kecil, menggiring bola dengan percaya diri dan kecepatan luar biasa. Gol ketiga disumbangkan oleh Najwa Azzahra Aprilia Falamulyadi, menutup babak pertama dengan keunggulan 3–0.

Di babak kedua, SDN 2 Wonoharjo sempat mencetak gol hiburan lewat Chelsia Naura Putri, namun itu hanya menambah semangat Nadia untuk membuktikan kualitasnya. Dengan aksi solo run spektakuler di menit ke-17, ia melewati seluruh barisan pertahanan lawan sebelum mencetak gol kelima untuk timnya. Tak berhenti sampai di situ, Nadia menambah satu gol lagi di menit ke-23, menegaskan keunggulan Karangploso 6–1 sekaligus memastikan gelar juara KU 12.

“Seneng banget akhirnya bisa bawa tim juara. Ini hadiah buat orang tua dan pelatih saya yang selalu support,” ujar Nadia dengan senyum lebar. Baginya, kemenangan bukan akhir, melainkan langkah awal menuju mimpi besar: menjadi bagian dari timnas sepak bola putri Indonesia.

Dua laga final itu bukan sekadar pertandingan, melainkan kisah tentang mimpi, semangat juang, dan keberanian. Di Stadion Tridadi, dua gadis kecil—Aqilla dan Nadia—telah menorehkan sejarah. Mereka bukan hanya mengantarkan sekolahnya meraih piala, tetapi juga membuktikan bahwa di lapangan hijau, mimpi anak-anak bisa bersinar secerah cahaya kemenangan. (Chaidir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *