Ini 7 Alasan Bahwa Study Tour Memang Tak Perlu Dilaksanakan

Headline2, Pendidikan1616 Dilihat

Teras Malioboro  News –  Paska peristiwa kecelakaan  di Subang   yang menewaskan belasan siswa , persoalan study tour menjadi pembicaraan publik. Tentunya, peristiwa itu menjadi keprihatinan bersama dan merupakan satu peristiwa yang tidak diinginkan bersama.

Bahwa kecelakaan  tersebut  sebuah musibah, semua pasti sepakat.  Namun, jika kita kembali membuka arsip-arsip catatan lama, peristiwa kecelakaan yang menimpa para siswa ini sudah sering sekali terjadi.

Meskipun demikian, sampai saat ini  kegiatan ini masih terus diselenggarakan  karena  penyelenggara sekolah menganggap bahwa study tour atau perjalanan studi  dianggap sebagai salah satu kegiatan penting dalam kurikulum sekolah.

Padahal,  dengan tingginya risiko perjalanan terhadap para siswa selama menempub perjalanan ke lokasi wisata, selayaknya pihak sekolah  perlu mempertimbangkan kembali dalam melaksanakan study tour.  Padahal, setidaknya  ada 7 alasan utama  sehingga study tour  sesungguhnya tidak perlu diselenggarakan oleh  sekolah:

  1. Biaya yang Tinggi

Study tour biasanya memerlukan biaya yang cukup besar, baik untuk transportasi, akomodasi, maupun tiket masuk ke berbagai tempat tujuan. Hal ini bisa menjadi beban tambahan bagi orang tua siswa, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial.  Oleh karena itu, mengingat sekolah bertugas melayani semua kelas masyarakat , sebaiknya  program sekolah fokus pada kegiatan yang lebih terjangkau dan merata untuk semua siswa.

  1. Keselamatan dan Keamanan

Mengorganisir study tour berarti bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan banyak siswa selama perjalanan. Risiko kecelakaan, sakit, atau insiden lain selama perjalanan bisa mengganggu kegiatan belajar mengajar dan membawa masalah hukum bagi sekolah. Oleh karena itu, sebaiknya sekolah menghindari risiko ini  dengan meniadakan kegiatan study tour.

  1. Gangguan pada Jadwal Belajar

Study tour   biasanya  menjangkau lokasi yang jauh sehingga  membutuhkan waktu yang cukup lama, dan hal tersebut mengorbankan jadwal belajar siswa. Padahal, kurikulum itu menuntut semua materi untuk diselesaikan hingga tuntas.  Dengan pelaksanaan Study Tour artinye sekolah mengorbankan waktu  belajar efektif di kelas.

Baca Juga : Vredeburg Dipersiapkan Jadi Destinasi Wisata Malam

  1. Manfaat Terbatas

Walaupun study tour dapat memberikan pengalaman baru, manfaat pendidikan yang diperoleh sering kali tidak sebanding dengan waktu dan biaya yang dikeluarkan. Pengalaman dan pengetahuan yang diharapkan bisa diperoleh dari perjalanan ini mungkin bisa didapatkan melalui metode pembelajaran lain yang lebih efisien , hemat dan tidak beresiko.

  1. Persiapan yang Rumit

Mengorganisir study tour membutuhkan persiapan yang rumit dan menyita waktu. Guru dan staf sekolah harus mengurus berbagai aspek, mulai dari perizinan, logistik, hingga pengawasan siswa selama perjalanan. Waktu dan tenaga yang digunakan untuk persiapan ini bisa lebih baik digunakan untuk kegiatan pendidikan lainnya yang lebih bermanfaat.

  1. Kesenjangan Sosial

Study tour bisa menciptakan kesenjangan sosial di antara siswa. Tidak semua siswa mungkin mampu untuk ikut serta karena alasan finansial atau lainnya. Hal ini bisa menyebabkan perasaan terasing atau inferior di antara siswa yang tidak bisa ikut, yang akhirnya bisa mempengaruhi iklim belajar di kelas.

Baca Juga : PASTHY ,  Destinasi Wisata  Alternatif Yang Makin Digemari

  1. Alternatif Pembelajaran yang Lebih Efektif

Saat ini, ada banyak alternatif pembelajaran yang lebih efektif dan tidak memerlukan perjalanan jauh. Teknologi seperti virtual tour, video edukasi, dan simulasi interaktif dapat memberikan pengalaman belajar yang kaya tanpa harus meninggalkan sekolah sehingga  program bisa difokuskan  pada pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Oleh karena itu, meskipun study tour dapat memberikan pengalaman unik, sekolah harus mempertimbangkan dengan matang apakah manfaat yang diperoleh sebanding dengan biaya, risiko, dan gangguan yang ditimbulkan.

Atas dasar  beberapa alasan tersebut maka  sekolah dapat mengganti kegiatan study tour dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan lebih edukatif seperti : Proyek Kolaboratif, Penelitian maupun Kegiatan Pengabdian Terhadap Masyarakat.

Objek kegiatan cukup di lokasi yang dekat dengan sekolah sehingga tidak membutuhkan biaya tinggi dan sekolah mudah melakukan pengawasan. (*/ Sulist Ds )

Komentar