Teras Malioboro News — Musim gugur adalah saat perubahan yang penuh dengan keindahan. Moment yang penuh dengan kisah romantis ini ditangkap oleh Dewi Roesdji menjadi sebuah rancangan busana yang menarik dan estetik bertajuk “ Autum Daylight “ atau Cahaya Musim Gugur.
Melalui karya terbarunya ini, Dewi Roesdji, menghadirkan karya karya memukau yang menggambarkan transisi musim panas ke musim dingin, sehingga membawa kita ke dalam suasana romantis saat dedaunan berubah warna dan menggugur di hutan, menandai awal perjalanan dari musim hangat menuju kesejukan musim dingin.
Sebagai seorang disainer yang berpengalaman, Dewi Roesdji kembali membuktikan bahwa dirinya merupakan desainer yang berbakat. Kiprahnya dalam dunia fashion selama ini semakin mengasah kreasinya dalam melahirkan karya indah dengan sentuhan etnik yang khas. Dengan visinya yang kreatif, ia terus menghadirkan karya yang menggabungkan keunikan budaya dengan gaya modern.
“Autum Daylight” mencerminkan kecantikan alam saat transisi dari musim panas ke musim gugur. Dengan detail yang teliti, Dewi Roesdji menangkap momen saat ranting-ranting mulai kehilangan daun dan hembusan udara dingin mulai mewarnai lingkungan. Desain ini juga mengeksplorasi nuansa romantis yang terjadi saat daun-daun berguguran di hutan dan bebatuan di sungai menyapa musim semi yang telah berlalu.
Baca Juga : Sultan HB X : Industri Fashion Berpotensi Menjadi Kekuatan Baru
Dalam karya terbarunya, Dewi Roesdji memilih material dengan bijak untuk menciptakan “Autum Daylight.” Diantaranya, tenun Lombok dan Nusa Tenggara Timur (NTT), lurik, dan linen memberikan sentuhan alami dan tekstur yang khas. Penggunaan material lokal ini tidak hanya mendukung keberlanjutan, tetapi juga menghormati keindahan warisan budaya Indonesia.
Yang paling menarik, Warna-warna yang mendominasi desain ini dipilih dengan cermat untuk mencerminkan atmosfer musim gugur. Biru indigo menciptakan dasar yang kuat, sementara dusty peach memberikan sentuhan hangat yang melibatkan. Warna hitam dan abu-abu menambahkan kontras yang elegan, sedangkan nuansa creamy memberikan sentuhan lembut dan feminin pada desain ini.
Dengan memadukan unsur-unsur etnik dan nuansa musim gugur, “Autum Daylight” mengusung gaya yang elegan dan unik. Sentuhan etnik tercermin dalam pemilihan material dan motif, menciptakan harmoni antara tradisional dan modern.
Desain ini tidak hanya mencerminkan musim gugur, tetapi juga mengekspresikan hubungan yang mendalam antara manusia dan alam. Melalui pemilihan material alami, Dewi Roesdji mengundang pemakai untuk merasakan kelembutan tenun Lombok, keanggunan tenun NTT, dan kekuatan linen.
Baca Juga : Snada Alam : Eksplorasi Lusi Ekawati Terhadap Alam Sekitar
Dalam proses penciptaannya, Dewi Roesdji bekerja sama dengan para pengrajin lokal, mendorong pertumbuhan ekonomi di komunitas setempat. Ini bukan hanya sebuah desain, melainkan juga sebuah cerita tentang kolaborasi dan persembahan untuk keberlanjutan budaya.
Meskipun menghadirkan keindahan estetika, “Autum Daylight” tetap memperhatikan kenyamanan dan fungsionalitas pakaian. Penggunaan linen memberikan kesan ringan dan bernapas, sementara desain etnik yang elegan tetap mempertahankan kemudahan pemakaian sehari-hari.
Gaya etnik yang diusung dalam “Autum Daylight” tidak hanya memperkaya warisan budaya Indonesia, tetapi juga menciptakan pemahaman global tentang keindahan tradisional. Desain ini mengajak kita untuk merayakan kekayaan budaya Indonesia melalui lensa modern yang menarik dan memikat.
Secara garis besar, “Autum Daylight” bukan hanya sebuah rancangan busana, tetapi juga sebuah karya seni yang merangkul keindahan musim gugur dan kekayaan budaya Indonesia. Dewi Roesdji berhasil menghadirkan sebuah kolaborasi antara alam dan kreativitas manusia, mengajak kita untuk merenung tentang hubungan kita dengan lingkungan dan warisan budaya yang berharga.
Dengan memilih material lokal dan mendukung komunitas pengrajin, desain ini menjadi simbol keberlanjutan dan keberagaman dalam industri fashion. “Autum Daylight” adalah bukti nyata bahwa fashion tidak hanya tentang gaya, tetapi juga tentang cerita, keberlanjutan, dan keindahan yang abadi.(*/Sulist Ds )
Komentar