Era Sunyi Berakhir, Endah Subekti Kuntariningsih Siap Jadikan Perpustakaan Motor Ekonomi Gunungkidul

Headline1, Jogja Raya229 Dilihat

TerasMalioboroNews–Era perpustakaan yang sunyi dan hanya berfungsi sebagai tempat meminjam buku telah berakhir. Di Gunungkidul, perpustakaan kini bertransformasi menjadi ruang publik yang dinamis, tempat warga belajar membuat keripik dari gedebog pisang, berdiskusi tentang kopi, hingga mendapat edukasi tentang bahaya pinjaman online.

Pergeseran paradigma inilah yang menjadi pesan utama dalam puncak acara Festival Literasi untuk Kesejahteraan yang digelar di Gunungkidul, Selasa (23/9/2025). Acara ini menegaskan komitmen bersama antara Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk menjadikan literasi sebagai alat nyata peningkatan kesejahteraan.

Puncak acara juga menjadi momen pengukuhan Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, sebagai Bunda Literasi Kabupaten Gunungkidul. Dalam sambutannya, ia menegaskan dukungannya terhadap transformasi peran perpustakaan.

“Literasi hari ini tidak hanya sekadar kemampuan membaca atau menulis, tetapi juga kemampuan memahami informasi, berpikir kritis, hingga memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas hidup. Perpustakaan mampu menjadi motor perubahan sosial dan ekonomi di Gunungkidul,” tegasnya.

Endah melaporkan bahwa saat ini, 65 dari 144 perpustakaan kelurahan di wilayahnya telah mengadopsi program TPBIS, menunjukkan komitmen kuat dari tingkat desa untuk mewujudkan visi ini.

Perpustakaan sebagai “Survival Kit” Masyarakat

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul, Kisworo, menjelaskan bahwa perubahan ini adalah sebuah keniscayaan. Menurutnya, agar tetap relevan, perpustakaan harus bergeser menjadi pusat kegiatan masyarakat.

“Kalau cuma untuk membaca dan pinjam buku, ke depan perpustakaan akan sepi pengunjung. Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) merupakan survival kit bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi agar dapat hidup makmur,” ungkapnya.

Melalui program TPBIS, perpustakaan di Gunungkidul kini menjadi tempat pelatihan keterampilan praktis yang langsung menyentuh kebutuhan ekonomi dan sosial warga.

Dukungan penuh datang dari pemerintah pusat. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar, yang hadir langsung di Gunungkidul, menyatakan bahwa literasi adalah fondasi utama untuk membangun kualitas modal insani.

“Kualitas modal insani merupakan investasi utama dalam pembangunan nasional. Ini dapat dicapai melalui penguatan budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi, yang harus dibangun sejak 1.000 hari pertama kehidupan,” ujar Adin.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi tantangan digitalisasi dan kecerdasan buatan, agar teknologi menjadi peluang, bukan ancaman.

Festival yang telah berlangsung selama lima hari ini ditutup dengan penyerahan hadiah berbagai lomba literasi oleh Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, menandai babak baru dalam upaya menjadikan perpustakaan sebagai jantung kegiatan dan kesejahteraan masyarakat Gunungkidul. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *