Pendidikan Vokasi Dituntut Menyesuaikan Diri di Era Perubahan

Headline1, Pendidikan191 Dilihat

Teras Malioboro  News — Pendidikan vokasional  bertujuan untuk mempersiapkan lulusan memasuki dunia kerja sehingga dituntut  untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan.   Oleh karena itu, Pendidikan Vokasional harus proaktif dalam memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan individu, masyarakat, bangsa, dan negara.

Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Pendidikan Teknik Mesin pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Wagiran menyampaikan,  dari sejarahnya pendidikan vokasional pertama hadir sebelum era kemerdekaan yaitu di penghujung abad 18. Sekolah kejuruan pertama tersebut adalah Sekolah Pertukangan Surabaya (Ambachts School van Soerabaia) yang berdiri pada tahun 1853 atau lebih dari satu abad yang lalu.

“Selanjutnya pada jaman kemerdekaan terutama dekade 1970-an mulai dari Pembangunan Lima Tahun (Pelita) I hingga akhir Pelita VI dan era reformasi peran pendidikan vokasional semakin berkembang” ujar Wagiran, Senin (21/8) di UNY.

Baca Juga : 14 Mahasiswa PSPPI UNY Terima Gelar Insinyur

Ditambahkan Wagiran, konsep relevansi pendidikan dengan dunia kerja, keterkaitan dan kesepadanan (link and match), pendidikan berorientasi pasar kerja (demand-driven), kurikulum berbasis kompetensi, pendidikan sistem ganda (dual system), broad-based education, multi entry-multi exit, life skills, sertifikasi, maupun pelatihan-antara (school to work) merupakan kebijakan-kebijakan populer yang mewarnai pengembangan pendidikan vokasional.

Dikatakan pria kelahiran Sleman, 27 Juni 1975 tersebut, pendidikan vokasional memiliki cakupan yang sangat luas dan rentangnya jauh melampaui batas-batas dinding persekolahan. Sebab, Pendidikan Vokasional mencakup semua jenis pengalaman belajar yang membantu anak didik meniti tahap-tahap perkembangan vokasionalnya, mulai dari identifikasi, eksplorasi, orientasi, persiapan, pemilihan, dan pemantapan karir di dunia kerja.

Implementasi Pendidikan Vokasional  tidak terbatas pada pendidikan dan pelatihan di sekolah atau kursus kejuruan melainkan Pendidikan yang berorientasi pada dunia kerja berlangsung sebelum, selama, dan sesudah anak didik berada di bangku persekolahan (education transcend schooling).

 

Prof.DR.Wagiran

Baca Juga : UNY Jalin Kerjasama dengan 40 Media di Yogyakarta

Untuk itu,  seyogyanya disediakan untuk membantu semua anak didik mengembangkan kapasitasnya untuk berperan melalui peran dan fungsi di dunia kerja.

Doktor bidang Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan UNY tersebut menjabarkan, pendidikan kejuruan pada dasarnya menyiapkan peserta didik untuk hidup pada era perubahan teknologi yang cepat. Hal ini menuntut pendidikan kejuruan harus mengubah orientasi pendidikannya dengan tidak hanya melatih peserta didik menguasai suatu ketrampilan, tetapi lebih dari itu harus juga menyiapkan mereka untuk memiliki daya adaptasi yang baik, berkomitmen moral yang baik, mau hidup berdampingan dengan masyarakat multikultur dan sebagainya.

“Transformasi visi pendidikan vokasional sebagai pendidikan keduniakerjaan harus terwujudkan dalam tataran kebijakan, program dan kegiatan agar diperoleh hasil yang diharapkan”  ujarnya.  (*/SDs )

Komentar