Rafa Kusuma, Dalang Cilik Penyandang Down Syndrome

Teras Malioboro News —   Tangan Rafa Kusuma Atma Wibowo lincah memainkan wayang kulit didepannya. Layaknya dalang profesional Rafa dapat mengolah wayang dengan sempurna. Cuplikan adegan Durna Gugur dibawakan dengan baik dalam Festival Dalang Cilik UNY di Krapyak IX Margoagung Seyegan Sleman sebagai special performance. Hebatnya, Rafa adalah penyandang down sydrome.

Putra pasangan Ludy Bimasena dan Sri Wahyuni tersebut mulai menyukai wayang sejak umur 3 tahun saat orang tuanya membelikan compact disc wayang . Sebagai salah satu anak penyandang down sydrome adalah peniru yang hebat dan  Rafa menyukai wayang karena sering melihatnya.

Sebagai anak down sydrome, Rafa  mengalami kesulitan bicara . Meski demikian,  siswa kelas VIII SLB Negeri Pembina Yogyakarta tersebut mampu menirukan gerakan dalang profesional sesuai aslinya.

Ludy Bimasena mengaku bangga dan terharu dengan penampilan anaknya.  Sebab,  meski dengan keterbatasan putranya berhasil memukau para penonton.

“Ya tentu senang karena Rafa berhasil bisa tampil diacara bagus seperti ini. Baru sekitar dua kali Rafa tampil seperti ini”, ujar  Ludy  ketika ditemui wartawan usai pertunjukan.

Baca Juga : 56 Anak Down Syndrome Jalani Program Bersih-Bersih Telinga

Diungkapkan Ludy, Semula dirinya tak menyangka Rafa memiliki keterampilan seperti seni pewayangan. Namun berkat kebiasaannya mendengarkan pentas wayang dari sebelum Rafa lahir hingga sekarang, membuat dirinya sedikit mengarahkan anaknya berlatih mendalang.

“Sejak Rafa dalam kandungan saya sering  mendengarkan suluk dalang . Bahkan, sejak kecil kami kenalkan  dengan kesenian  jathilan. Tetapi  dalam perkembangannya saya menemukan  dan lebih intens terhadap wayang,” imbuhnya.

Selain itu, menurut Penggagas POTADS DIY ini  juga menyebut sang putranya itu merupakan peniru yang hebat. Alhasil dirinya berinisiatif membelikan VCD berisikan video pentas Ki Anom Suroto.  Dari  kebiasaan melihat video Suroto) Rafa mulai menggemari seni pedhalangan.

Setiap pentas dialog wayang yang diperagakannya dibantu dengan pengisi suara, tetapi Rafa tetap berusaha mengeluarkan dialog meski sampai harus berteriak lantang.

“Ya dia ini latihannya setiap hari. Dan Rafa ini sudah belajar wayang usia sekitar 3 atau 4 tahun itu saya belikan CD Ki Anom Suroto. Karena dia (Rafa) peniru yang hebat, jadi gerakannya persis kayak dalang”, terangnya.

Rafa Kusuma bersama kedua orang tuanya.

Baca Juga : Memasuki Masa Remaja, Anak Down Syndrome  Perlu Perhatian Khusus

Lanjut Ludy menambahkan, dengan cara mengenalkan wayang kepada anaknya yang mengalami down syndrome tersebut, harapannya dapat melatih motorik kasar pada anaknya utamanya melalui gerak dan pendengaran.

“Selain mengajarkan cinta budaya jawa  dengan kegiatan seperti ini juga menjadi stimulan atau terapi bagi Rafa. Tadi kan dia sempat teriak menampilkan wayang. Sebetulnya dia stimulan juga terapi motorik kasar tangan dan pendengaran harapannya ada nilai terapi,” harap Ludy.

Selain berkesenian wayang, Rafa juga  menguasai seni bela diri sejak 2015 silam, dari keterampilannya itu, Rafa pernah menunjukkan langsung dihadapan Wakil Gubernur yakni Paku Alam X.

“Sekali lagi, apapun kegiatan positif yang dimiliki Rafa ini harapannya sama yakni dapat menjadi media untuk melatih motorik kasar pada Rafa”, pungkasnnya. (*/Olive )

Komentar