Teras Malioboro News — Dalam upaya membantu memberikan solusi persoalan pertanian di wilayah Gunung Kidul Tim Pengabdian Kepada Masyarakat ( PKM) Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta ( UNY) yang terdiri dari : Dr.Eko Budiyanto MSi, Dr.Diana Prasastiawati MPd, Dr. Nur Arianto SPt,MSc, Msi, Dr.Nurul Khotimah MSi dan Dr.Bambang Syaeful Hadi MSi,MPd pada Sabtu (5/7/2025 ) menyelenggarakan pelatihan perakitan alat pengairan terotomatisasi di Dukuh Genjahan, Kalurahan Genjahan, Kapanewon Ponjong, Gunung Kidul.
Dalam pelatihan ini para peserta yang terdiri dari anggota Karang Taruna dan pengurus SPAMDUS Genjahan, mendapatkan materi mengenai sensor kelembaban, sistem kontrol arus air, serta instalasi jaringan pipa penyira.

Ketua Tim PKM Dr.Eko Budiyanto S.Pd, M.Si menyampaikan, warga Genjahan menghadapi tantangan alam berupa tanah karst yang kering sehingga sulit untuk mengembangkan pertanian. Oleh karena itu pelatihan ini sangat membantu para petani.
” Program ini memberikan pelatihan teknis kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengatasi tantangan alam yang mereka hadapi.” ujar Eko.
Ditambahkan Eko, dalam pelatihan ini para peserta merupakan anggota Karang Taruna dan pengurus SPAMDUS Genjahan, mendapatkan materi mengenai sensor kelembaban, sistem kontrol arus air, serta instalasi jaringan pipa penyiram
Adapun teknologi penyiraman tanaman otomatis ini berbasis mikrokontroler dan dirancang untuk mendeteksi tingkat kelembaban tanah secara real-time, dan secara otomatis mengatur aliran air sesuai kebutuhan tanaman.
“Lahan pertanian di sini sangat bergantung pada hujan, dan saat musim kemarau tiba, banyak petani mengalami gagal panen. ” tandas Eko.
Ditambahkan Eko, salah satu keunggulam teknologi ini mampu menjaga kelembaban tanah secara efisien ,berkelanjutan dan dapat dioperasikan secara nir-kabel melalui pesawat ponsel.
Sebagai sebuah inovasi Tim PKM UNY sendiri telah memiliki sertifikasi paten atas teknologi ini .

Sementara itu, Kepala Dukuh Genjahan Kandung Subagiyo , menyambut baik diselenggarakannya pelatihan ini, karena sejalan dengan upaya warga untuk lebih mandiri dan inovatif dalam mengelola pertanian.
” Selama ini bantuan jaringan irigasi dari pemerintah masih sangat terbatas, Jadi inovasi ini sangat membantu ” ujarnya.
Dijelaskan Kandung, peserta pelatihan ini merupakan anggota Karang Taruna dan pengurus SPAMDUS Genjahan dan mendapatkan materi mengenai sensor kelembaban, sistem kontrol arus air, serta instalasi jaringan pipa penyira.
Pada sisi yang lain, Diana Prasastiawati, M.Pd., salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa metode pelatihan dilakukan secara tatap muka dengan pendekatan dialogis, disertai demonstrasi langsung di lapangan. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya memperkenalkan teknologi kepada para petani.
“Kami tidak hanya mengajarkan cara kerja alat, tapi juga mendampingi proses perakitan agar masyarakat bisa mandiri mengembangkan dan memperbaikinya ke depan,” jelasnya.
Adapun Target dari program ini, lanjut Diana, tidak hanya meningkatkan kemampuan teknis warga, tapi juga membentuk tokoh lokal yang mampu menjadi motor penggerak inovasi pertanian di Genjahan.
Dengan penerapan sistem pengairan otomatis ini, Diana berharap masyarakat Dusun Genjahan mampu mengurangi ketergantungan pada musim hujan dan menciptakan pertanian yang lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan. (*/ Sulist Ds)
1 komentar