Hulu dan Hilirnya Tawakal

Oleh : Ustadz Sujarwo

Oase111 Dilihat

Teras Malioboro News – Bila masalah masih mengambang. Padahal doa-doa telah kita panjatkan. Sementara ikhtiar telah kita hamparkan. Hati kita tetap tenang. Tanpa diliputi kekuatiran. Itu pertanda tawakal telah tertanam.

Apakah itu saya? Ternyata bukan. Saya merasa telah bertawakal. Menyerahkan hasil ikhtiar kepada Allah yang Maha Kuasa. Tapi hati masih diliputi resah dan gelisah. Selalu bertanya-tanya, kapankah ujian usai dan tuntas. Merasa doa dan ikhtiar mengetuk ruang hampa.

Tawakal itu hulunya ada di dalam keyakinan kita kepada Allah. Sementara hilirnya dapat kita rasakan di detak hati, di gejolak pikiran, dan pada sikap serta perbuatan. Justru bagian terakhir ini, menjadi indikator dan ukuran tawakal yang kita genggam.

Baca Juga : Pesan Untuk Sahabat

Belum disebut bertawakal, kalau kita masih resah dan gelisah pada hasil yang akan bertamu datang. Belum disebut tawakal kalau masih membayang sandaran dan gantungan selain Allah yang Maha Rahman.

“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS. 65 : 3)***

Komentar