Teras Malioboro News – “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik kepada keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku.” (HR. At Tirmidzi)
“Seluruh mahkluk adalah keluarga Allah, maka mahkluk yang paling di cintai Allah adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya.” (Kitab Syu’abul Iman oleh Imam Baihaqi).
“Sesungguhnya mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya dan paling berlemah lembut terhadap keluarganya.” (HR. At Tirmidzi).
Hadits-hadits di atas, mungkin saja menjadi salah satu sumber pijakan ungkapan yang terkenal. Baiti jannati : rumahku adalah surgaku. Keluargaku adalah surgaku.
Atas dasar itu pula, saya pernah menulis sebuah quotes. “Rumah kita rindukan, bukan soal besarnya bangunan dan mahalnya isi perabotan. Tetapi, karena tempat tumbuh dan kembang, perhatian dan kasih sayang.”
Kita jadi teringat sewaktu sekolah dulu, rasa kegembiraan saat hendak pulang. Dengan riang, menyanyikan lagu penuh kenangan. Gelang, sipaku gelang. Gelang, sirama-rama. Mari pulang, marilah pulang. Marilah pulang, bersama-sama.
Kita diajarkan doa, mengemis pinta kepada Allah, agar dilimpahkan pasangan dan anak keturunan yang meneduhkan. Kemudian berjalan bergandengan tangan meneguhkan ketaqwaan. Supaya Allah pantaskan kita, menjadi imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
Baca Juga : Rendahkan Hati, Tundukkan Ego
“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami). Jadikanlah kami pula, pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. 25 : 74)
Orang-orang yang berdoa demikian dan berupaya mewujudkannya dalam kehidupan dengan penuh kesabaran. Mereka digolongkan sebagai hamba Allah, yang kelak memperoleh balasan surga. Masuk ke dalamnya dengan penuh penghormatan dan keselamatan.
“Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.” (QS. 25 : 75)
Baca Juga : Tunduk dan Patuh Kepada Allah
Senafas dengan itu, sejak dini, Allah telah memberi peringatan kepada kita agar berikhtiar menjaga diri dan keluarga dari duka nestapa. Tentu saja, yang paling berat dan menyayat, dari siksaan dan azab neraka.
“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah…” (QS. 66 : 6)
Akhirnya, kita dibimbing untuk berdoa dengan doa yang indah. Dapat hidup bahagia di dunia maupun di akhirat bersama keluarga tercinta. Dijauhkan pula dari pedihnya siksa neraka.
“Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. 2 : 201)***
2 komentar