Teras Malioboro News – Alegori atau perumpamaan yang Allah sampaikan dalam Al Quran, begitu indah, halus, dan lembut. Namun di lain waktu, Alegori atau kiasan yang Allah hamparkan, demikian tajam menghujam dan menusuk tepat di jantung sasaran.
Allah bandingkan orang yang enggan menerima kebenaran dan bertaubat dari kesalahan, dengan kerasnya bebatuan.
“Kemudian, hati kalian menjadi sekeras batu, bahkan lebih keras dari batu. Padahal, di antara batu-batu yang keras itu, ada yang menjadi mata air sungai, dan ada pula yang terbelah, lalu mengeluarkan air. Ada juga yang jatuh dari bukit2 karena takut kepada Allah…” [QS. 2 : 74]
Baca Juga : Living Al Quran
Allah lukiskan dengan indah, betapa bermanfaatnya kebaikan. Berlapis-lapis, tiada habis. Meski hanya tersenyum tipis dan sapaan manis.
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat [perkataan] yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kokoh menghujam ke bumi, cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu berbuah terus menerus memberi manfaat, tanpa henti sepanjang musim, seizin Tuhannya…” [QS. 14 : 24 -25]
Allah gambarkan orang yang memiliki Kitab Suci. Namun tidak mengamalkan dan mengikuti. Tidak lebih seperti seekor keledai.
“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. 62 : 5)
Allah umpamakan orang yang bersedekah seperti menanam sebiji gandum yang menumbuhkan pohon gandum dengan banyak tangkai menjuntai, yang setiap tangkai berisi biji yang beratus kali lipat banyaknya.
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. 2 : 261)***