Gumregah Merti Uwuh, Tak Perlu Lama Malioboro Pun Bersih dari Sampah

Headline1, Jogja Raya140 Dilihat

Teras Malioboro News—Puluhan pedagang di Teras Malioboro 1 Yogyakarta, Selasa (20/8/2024) pagi bergotong royong membersihkan Malioboro dari sampah. Tak perlu waktu lama, Kawasan sumbu filosofis inipun terbebas dari sampah.

Bukan hanya menciptakan lingkungan bersih, gerakan ini juga diharapkan akan menumbuhkan nilai-nilai kegotongroyongan. Aksi bersih-bersih dilakukan sepanjang Jalan Malioboro, mulai simpang empat Suryatmajan hingga Titik Nol Yogyakarta.

Bahkan, sebagian dari pedagang juga menyambangi kawasan Pasar Bringharjo.

“Senang melihat kawan-kawan pedagang bisa guyub rukun melakukan aksi bersih-bersih ini. Ini merupakan bentuk nyata bagaimana mengisi dan memaknai Kemerdekaan RI. Merdeka tidak hanya lepas dari penjajahan tetapi juga merdeka untuk beraktivitas dan berinovasi. Harapannya dengan gumregah ini semangat juang, gotong royong di Teras Malioboro 1 lebih indah dan lebih punya arti lagi,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi.

Siwi menyampaikan apresiasinya atas gelaran Teras Malioboro 1 Gumregah Merti Uwuh Malioboro #2. Kegiatan itu juga menjadi bukti nyata Teras Malioboro 1 ikut peduli terhadap lingkungan mengingat dinas juga tidak bisa membangun tata kelola pemerintahan secara sendiri tetapi butuh sinergi dan kolaborasi.

Terbukti, kata dia, pengunjung Teras Malioboro 1 semakin meningkat serta produknya semakin bervariasi. “Kami mengajak pedagang Teras Malioboro 1 menangkap peluang dan mengelola pasar ini,” pintanya

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Layanan Usaha Terpadu KUMKM DIY atau Kepala Teras Malioboro 1, Hellen Phornica mengatakan, aksi lingkungan ini bahkan menarik perhatian sejumlah turis asing. Mereka ikut berpartisipasi memunguti sampah dan menyerahkannya ke pedagang.

Keterlibatan warga mancanegara ini, katanya, sebagai bagian dari upaya Teras Malioboro 1 menginternalisasikan budaya lokal dalam budaya internasional.

“Kami yakin ini menjadi kenangan manis mereka dan menjadi cerita turun temurun pada generasi seterusnya. Teras Malioboro khususnya dan Yogyakarta umumnya menjadi destinasi utama mereka,” kata Hellen.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi. (istimewa)

Menurutnya, aksi ini merupakan wujud komitmen menjaga warisan budaya Sumbu Filosofi Yogyakarta yang diakui UNESCO sekaligus bertepatan dengan momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 RI serta peringatan 12 tahun UU Keistimewaan DIY yang dikemas dalam kegiatan Teras Malioboro 1 Gumregah Merti Uwuh Malioboro #2 Guyub Rasa, Handarbeni Malioboro.

Bukan hanya bersih-bersih, kegiatan kali ini juga dimeriahkan dengan cek kesehatan gratis, donor darah bekerja sama dengan PMI, kompetisi pengambilan sampah, doorprize, penghargaan sekuriti dan cleaning service terbaik tahunan dan hiburan spesial.

Panitia juga menggandeng sejumlah pihak termasuk Disperindag Kota Yogyakarta dan Bulog, untuk menggelar Pasar Murah untuk para tenant. Produk yang dijual di bawah harga pasar.

“Kami berharap Gumregah Merti Uwuh Malioboro menjadikan para pedagang semakin kompak dalam ikatan persaudaraan yang kuat membangun kawasan wisata Malioboro semakin apik dan bertaraf internasional,” ungkap Hellen.

Dia menambahkan, Merti Uwuh Malioboro diagendakan berlangsung setiap tahun sebagai wujud tanggung jawab sosial bersama sekaligus meraih hidup dan sejahtera dari Malioboro.

Perlu diketahui, Malioboro merupakan pusat Yogyakarta sebagai salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Malioboro juga menjadi tempat menarik sebagai pusat belanja oleh-oleh khas Yogyakarta. Harapannya Malioboro tetap eksis sebagai destinasi favorit dan berulang pada setiap generasi.

Teras Malioboro 1, merupakan satu destinasi pendamping kawasan wisata Malioboro sebagai pusat belanja oleh-oleh, kuliner, fashion dan craft. Teras Malioboro 1 adalah tempat berkumpulnya para pedagang yang dahulu berada di sepanjang kawasan Jalan Malioboro pada emperan toko.

Lokasi ini menempati eks gedung bioskop Indra dan menjadi pusat oleh-oleh terlengkap. Wisatawan dapat membeli buah tangan saat berwisata di Malioboro serta menjadi pusat kuliner menikmati sajian khas Jogja seperti lumpia, jajan pasar, sate koyor, sega berkat, gudeg pecel, bakmi Jawa, bakso, soto.

PLH Dinas Koperasi, Wisnu Harmawan, menambahkan rangkaian kegiatan Gumregah Merti Uwuh Malioboro #2 dengan dukungan Dana Keistimewaan DIY diharapkan mampu berkembang memberikan manfaat yang besar bagi tenant maupun nilai ekonomi bagi Teras Malioboro 1.

Yang terpenting adalah sinergi antara tenant dengan pemangku kepentingan mampu menjadikan kawasan Sumbu Filosofi Malioboro semakin baik dan menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta menempati posisi terbaik destinasi wisata nasional maupun internasional.

“Tujuan kegiatan ini, pertama, untuk menjalin dan meningkatkan kebersamaan antar tenant, meningkatkan kerukunan dan rasa saling memiliki,” kata dia.

Kedua, ⁠meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan demi menjaga kenyaman, ketenteraman dan kegiatan keekonomian dalam Teras Malioboro. Ketiga, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan bisnis dan layanannya untuk ekonomi kerakyatan yang lebih baik dan mapan. Ini menjadi modal dasar bagi penyatuan dan melebur seutuhnya TM 2 ke TM 1 dalam suasana yang guyub dan rukun. (***)

Komentar