Teras Malioboro News – Sekelompok mahasiswa UNY merancang balance bike bagi anak usia dini untuk melatih keseimbangan sebelum bisa menaiki sepeda yang sebenarnya.
Balance bike merupakan sepeda keseimbangan atau sepeda tanpa pedal yang dibuat tanpa rantai, pedal, dan posisi duduk rendah .Hal ini dimaksudkan supaya anak dapat menapakkan kakinya.
Balance bike biasanya dibuat dengan bahan yang ringan supaya anak-anak mudah dalam mengoperasikannya.
Para mahasiswa itu adalah Rokhmad Syarifuddin prodi Pendidikan Teknik Mesin, Alvy Zalyaputra Hermawan dan Dani Nurdiansyah prodi Teknik Manufaktur serta Priesca Rahmanita dan Desinta Auliya Arsa prodi Manajemen.
- Baca Juga : 14 Mahasiswa PSPPI UNY Terima Gelar Insinyur
Menurut Ketua Tim Rokhmad Syarifuddin bahan balance bike yang ringan tidaklah murah.
“Dibutuhkan bahan-bahan yang berkualitas dan harganya relatif mahal seperti bahan karbon fiber yang ringan” ungkap Rokhmad, Selasa (22/8).
Selain itu cara pembuatannya harus melewati tingkat ketelitian yang sangat tinggi sehingga tenaga kerja pada produsen harus berkompeten pada bidangnya.
Sebagai alternatif dapat digunakan serat rami yang merupakan serat tumbuhan yang berasal dari tanaman Boehmeria nivea dan serat yang bisa didapatkan dari pengolahan kayu.
Baca Juga : UNY Jalin Kerjasama dengan 40 Media di Yogyakarta
Serat rami dapat digunakan sebagai bahan pembuatan selulosa berkualitas tinggi dan biasa digunakan menjadi produk kain fashion. Pembuatan balance bike dari serat rami lebih terjangkau daripada serat karbon.
Alvy Zalyaputra Hermawan menambahkan karya cipta ini difokuskan pada desain sepeda balancing bike dengan bahan komposit serat rami.
“Dengan memanfaatkan bahan alami dari serat rami, ide kami sebagai alternatif untuk dapat membuat kerangka sepeda yang ringan dengan menggunakan bahan yang lebih murah” ujarnya.
Selain itu juga memanfaatkan limbah karbon dari kompor bio-stove (pirolisis) berupa serbuk karbon yang dapat ditambahkan pada komposit.
Baca Juga :Ini Dia Resep Choco Ball Kelapa Karya Mahasiswa UNY . Patut Dicoba Sebagai Camilan
Dani Nurdiansyah memaparkan, peralatan yang digunakan adalah mesin 3D printing FDM, kertas amplas, dan mesin frais.
Bahan yang digunakan yaitu plastik PLA, epoxy resin dan serat rami. “Sementara software yang digunakan untuk merancang sepeda menggunakan Solidworks” katanya.
Langkah pertama adalah pembuatan design dimana sepeda akan didesain menggunakan aplikasi Solidworks dengan membuat gambar desain 3D berdimensi standar untuk sepeda balance bike anak usia dini.
Pembuatan ini digambar mulai dari part-part komponen bagian sepeda balance bike agar memudahkan dalam proses percetakan dari gambar itu sendiri. Mesin 3D printing FDM yang digunakan untuk mencetak desain tidak memungkinkan dapat mencetak molding secara utuh, oleh karenanya dicetak per bagian.
Sementara itu Priesca Rahmanita mengidentifikasi bagaimana cara melakukan manufaktur pada sepeda. Metode pencetakan menggunakan cetakan yang dibuat dari plastik PLA yang dilakukan menggunakan mesin 3D printer FDM.
“Karena mesin FDM memiliki ukuran kerja yang lebih kecil dari sepeda maka cetakan dibagi menjadi delapan bagian yang kemudian disatukan menggunakan lem CA dan dilakukan penyambungan menggunakan solder untuk memperkuat sambungan” papar Priesca.
Setelah semua bagian disatukan dilakukan finishing dengan diamplas dan dipoles hingga mengkilap.
Pencetakan produk balance bike diungkapkan Desinta Auliya Arsa, dimana sebelum serat rami diletakkan pada cetakan perlu dilapisi dengan mould release untuk mencegah epoksi resin menempel pada cetakan dan memudahkan saat melepas frame sepeda dari cetakan.
“Serat rami dipotong menyesuaikan bentuk bidang kerangka sepeda” kata Desinta.
Setelah bagian-bagian serat dipersiapkan selanjutnya menyiapkan matrik penggabung komposit yaitu epoxy resin. Epoxy resin dicampur dengan pengeras dengan perbandingan 1 banding 1 dan ditambah karbon dari sisa pembakaran dari bio stove (pirolisis proces) sebanyak 10%. Setelah tercampur epoxy dioleskan pada rongga cetakan menggunakan kuas hingga merata.
Setelah itu serat rami ditata pada cetakan secara manual lalu dilapisi menggunakan epoxy lagi hingga 3 lapis. Setelah bagian dari tiap cetakan ditata dengan rami cetakan ditutup dan dibaut. Ketika epoxy mengeras kerangka sepeda dapat dilepas dari cetakan dan dilakukan finishing.
Karya ini masih terus disempurnakan dengan serangkaian inovasi yang dilakukan tim bersama dosen pembimbingnya, Dr. Mujiono dari Fakultas Teknik UNY. (*/)
Komentar