Orang Bertakwa, Hidup Dalam Harmoni

Ustadz Sujarwo

Headline1, Oase341 Dilihat

Teras Malioboro News  – “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. 2 : 183)

Allah menjamin, orang yang bertakwa akan hidup mulia. Orang yang bertakwa akan hidup bahagia. Orang Bertakwa memperoleh balasan surga.

“Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
[QS. 49 : 13]

“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” [QS. 65 : 2-3]

Salah satu ciri yang paling kental dari orang yang bertakwa adalah hidup dalam harmoni. Hidup yang hanya dapat direngkuh dengan kesabaran dan kerja ikhlas sepenuh hati.

Orang bertakwa, hidup dalam harmoni. Tumbuh dan berkembang tanpa pernah menyakiti orang lain. Sehingga, orang merasa nyaman di dekatnya.

Baca Juga : Agama Islam Itu Indah dan Mudah

Orang tidak kuatir dan takut atas segala pertumbuhan dan pertambahan yang dia digenggam. Baik harta, ilmu, maupun jabatan dan kekuasaan.

Sehingga yang mekar merekah sikap saling percaya. Sikap menghargai, menghormati, dan berempati antar sesama.

Seperti pertumbuhan pohon. Tumbuh dan berkembang tanpa mematahkan pohon yang lain. Sehingga, di sisi pohon besar, tumbuh pohon kecil yang subur dan segar.

Orang bertakwa hidup dalam harmoni. Pertumbuhannya selalu selaras antara aspek lahir dan batin. Antara iman dan tindakan.

Ada keserasian antara ketekunannya beribadah kepada Allah, dengan amal sholehnya terhadap sesama. Ada kesesuaian antara penghambaannya kepada Allah, dengan pelayanannya kepada sesama.

Lagi-lagi, pohon menjadi contoh terdepan. Pohon selalu tumbuh sejalan antara ke luar dengan ke dalam. Pertumbuhan batang dan dahan, seimbang dengan pertumbuhan akar yang menghujam.

Baca Juga : Ramadhan Bulan Hijrah

Bila pohon hanya tumbuh keluar, akan rapuh mengalir bersama waktu. Cukup angin semilir, membuatnya rubuh.

Bila pohon hanya tumbuh ke dalam, meski kokoh dan kuat. Tapi, sedikit memberi manfaat. Tidak dipandang sebagai rekanan dekat.

Orang bertaqwa, hidup dalam harmoni. Ia menyadari bahwa dirinya, hanya serpihan kecil dari kehidupan yang saling terhubung, dengan yang jauh lebih besar.

Hanya mengada dan bisa berkarya, karena Allah semata. Hanya sempurna, seijin Allah, atas bantuan dan pertolongan sesama.

Begitu pula menyadari bahwa dirinya diciptakan untuk mengabdi kepada Allah. Diberi misi untuk menyempurnakan hidup sesama dan semesta.

Ingatlah air laut yang menguap. Di simpan oleh gumpalan awan. Kemudian oleh angin, ditiup ke lembah dan pengunungan.Turun ke bumi menunggang hujan.

Lihatlah kemudian, sungai yang bercabang dan mengular panjang. Akan membawanya kembali pulang ke lautan. Semua terhubung dan saling menyempurnakan.

Baca Juga : Nak, Bahagia Itu

Orang bertakwa selalu hidup dalam harmoni. Ia meyakini, dalam setiap tahapan kehidupan dan segala kejadian, ada kebahagiaan yang Allah sisipkan dan titipkan.

Asalkan ada kesabaran. Asalkan ada keihklasan. Asalkan ada rasa syukur yang dalam. Asalkan ada ketawakkalan. Asalkan zikir dan sholat kita lapalkan dan tegakkan. Asalkan baik sangka dan waspada, kita hamparkan.

Tidak peduli profesi yang kita pegang. Tidak peduli besaran penghasilan yang kita dapatkan. Tidak peduli kekuasaan yang kita genggam. Tidak peduli kondisi phisik dan kesehatan.

Coba renungkan. Betapa senangnya ikan berenang. Burung-burung yang riang terbang di awan. Ayam yang santuy mencari makan di pekarangan dan pepohonan.

Ikan dan ayam, tidak iri dengan burung yang terbang. Burung dan ikan, tidak dengki dengan ayam yang mengais rezeki di daratan. Begitupun, ayam dan burung, tidak cemburu dengan ikan yang berenang dan menyelam.

Orang bertakwa, hidup dalam harmoni. Ia menyadari. Meskipun bahagia ada di setiap tahapan dan kejadian. Namun, itu bukan pelabuhan tujuan.

Sebab pelabuhan akhir, bukan bahagia yang ada di sini. Bukan bahagia di hari dan saat ini. Tapi bahagia di hari nanti. Di kehidupan setelah kita mati.

“Ya Allah, Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” [QS. 2 : 201]***

Komentar