Belajar dari Para Nabi

Payung Peneduh

Headline1, Oase130 Dilihat

Teras Malioboro News – Para Nabi, tidak menyalahkan Syetan. Apalagi menyalahkan Tuhan. Atas kelalaian yang mereka lakukan.

Lihatlah Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Tidak menyalahkan siapapun, ketika melanggar larangan Tuhan. Mendekati pohon terlarang.

Justru yang Nabi Adam ‘Alaihis Salam lakukan, mengakui kesalahan. Setelah itu, memohon ampunan. Kemudian, menghapuskannya dengan ketaatan dan kesholehan.

“Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” [QS. 7 : 23]

Para Nabi, tidak pernah menyalahkan orang. Tidak juga menyalahkan syetan. Apalagi menyalahkan Tuhan.

Ingatlah Nabi Yunus ‘Alaihis Salam. Tidak menyalahkan siapapun, ketika kehilangan kesabaran. Meninggalkan kaumnya dengan kemarahan. Tanpa seijin Tuhan.

Justru yang dilakukan Nabi Yunus ‘Alahis Salam. Mengakui kesalahan di perut ikan. Setelah itu, mohon ampunan. Kemudian, menghapus kesalahan dengan ketaatan dan kebaikan.

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” [QS. 21 : 87]

Para Nabi mengajarkan bahwa loncatan iman dan peningkatan kualitas diri, hanya terjadi, dengan cara mengakui, memahami, dan menyadari. Kemudian, memperbaiki diri.

“kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. 25 : 70)

“Dan barang siapa bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.” (QS. 25 : 71)

“Bertakwalah kepada Allah dimana pun kamu berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Oleh karena itu, mari kita berlatih untuk tidak lagi menyibukkan diri menyalahkan orang. Apalagi syetan. Mari kita berfokus memperbaiki diri dan membayar segala keburukan dan kesalahan yang pernah kita lakukan dengan ketaatan dan kesholehan.

“Ya Allah, ampuni kami. Maafkan kami. Sayangi kami. Rahmati kami. Tolong kami.”

Salam teduh : Ustadz Sujarwo

Komentar