Jihad Ekonomi Muhammadiyah untuk Kemaslahatan dan Dakwah

Teras Malioboro News, Yogya — Muhammadiyah konsisten melakukan jihad ekonomi untuk kemaslahatan (kebaikan) dan dakwah

Konsistensi jihad ekonomi ini disampaikan oleh Ketua Majelis Ekonomi dan Kerakyatan (MEK) Pengurus Wilayah Ekonomi (PWM) DIY, DR H Riduan MAg pada rapat pleno akhir MEK PWM DIY, Selasa lalu (7/2/2023), di  kantor Muhammadiyah Gedongkuning Yogyakarta.

Pleno akhir MEK PWM DIY digelar dalam rangka mengakhiri periode sekarang yang akan berakhir saat Musywil PWM DIY pada 17-19 Februari 2023 di Komplek Kampus Unisa Yogyakarta.

Baca Juga : Pembiayaan Multiguna Ditarget Tumbuh Tiga Kali Lipat, Begini Strategi Bank Muamalat

DR H Riduan MAg mengatakan, dalam mengelola bisnis memang harus sungguh-sungguh dan profesional. Meski dalam sektor ekonomi belum bisa menguasai pasar, tetapi gerak lincah dalam jihad ekonomi pasti punya dampak bagus untuk kemaslahatan dan dakwah.

Dicontohkan dosen FE Universitas Ahmad Dahlan tersebut, PT Buharum yang diamanahi mengelola bisnis di persyarikatan  Muhammadiyah di DIY.

“Setelah direvitalisasi MEK PWM DIY tahun 2014 dan diberi modal Rp 10 juta oleh PWM DIY, tutup buku 2022, asetnya mencapai Rp 6,3 miliar dengan laba Rp 1,2 milyar,” kata pakar ekonomi Islam ini.

Baca Juga : Ini Alasan Masa Operasional Haji Diperpendek Jadi 30 Hari

PT Buharum yang resmi dimiliki sahamnya oleh Muhammadiyah juga telah melahirkan anak usaha semisal di PT MHU kolaborasi dengan PDM Gunungkidul mengelola hotel, gas dan pertashop. Juga PT MMA yang  kolaborasi dengan PDM Kulonprogo mengelola gas, hotel dan rumah sakit menjadi contoh bagaimana  keseriusan bisnis menjadi bentuk jihad ekonomi sesungguhnya.

“Ini semua membuktikan jika pilar ke-3 Muhammadiyah bisa diwujudkan dengan dedikasi dan kolaborasi,” tambahnya.

Sedangkan Ketua PWM DIY H Gita Danupranata SE MM mengemukakan, jihad ekonomi dilaksanakan PWM DIY dalam rangka menggapai kesejahteraan umat.

Baca Juga : Platinum Adisucipto Yogyakarta Luncurkan Dua Program Baru

Jihad ekonomi dimaknai kesungguhan dan profesionalisme dalam mengelola bisnis. Bisnis yang dibangun, apapun macam bisnis dan produknya, harus memiliki manfaat  untuk dakwah dan kemaslahatan umat.

“Pilar ekonomi di Muhammadiyah menjadi kekuatan baru yang dipandang memberi banyak manfaat. Maka harus didukung Amal Usaha Muhammadiyah dan masyarakat luas,” kata Gita Danupranata.

Menurutnya, penguatan bisnis yang sekaligus bermuatan dakwah di dalam praktiknya harus dimaksimalkan, sehingga keuntungannya bisa menjadi keuntungan dunia dan akhirat.

Baca Juga : Semua Titipan Bukan Milik Kita

Direktur PT Buharum H Taufiqurrahman SE mengatakan, di tengah aset dan laba yg mencengangkan itu ada juga lini bisnis yang dikelola kemaslahatan umat tidak berjalan sempurna. Contohnya ketika booming bisnis pertashop, Buharum mengajak beberapa pimpinan cabang  Muhammadiyah mendirikan bisnis perminyakan ini.

“Alhamdulillah dari enam hanya ada satu yang sehat dan menghasilkan laba. Artinya kami pun mengalami risiko bisnis yaitu rugi, hanya saja bagaimana kami harus mensikapi kerugian ini,” terang Taufiqurrahman. (***)

Komentar